Pages

Wednesday, June 24, 2015

KOTA JOMBANG

KOTA JOMBANG 
 Kota Jombang adalah singkatan dari "IJO dan ABANG" tapi nama itu kini mulai pudar karena adanya bawaan POLITIK . kini jombang telah berbeda . yang dulunya IJO ABANG kini berubah menjadi KUNING IJO . sebut saja dengan kuningisasi jujur saja ya kini saya selaku warga jombang seniri tidak begitu menyukai adanya kuningisasi . karena sejarah kota jombang kini telah berganti secara drastis. 
Baru-baru ini marak di perbincangkan tentang kuningisasi. justru ada kabar yang saat ini muncul adalah perwajiban penggunaan seragam batik yang baru yang berdominasi warna kuning bagi setiap sekolah di kabupaten jombang.
pemerintah kabupaten jombang menginginkan pemakaian seragam batik yang di dominasi warna kuning itu di pakai pada hari rabu dan kamis.
inilah foto yang bernuansa ijo kuning yang dijadikan seragam baru . 
akan nampak aneh bukan jika seragam di kab jombang ini akan nampak serentak . lalu bagaimana ? tidak ada yang membedakan antara sekolah 1 dengan lainnya. mengingat seragam batik adalah identitas dan amerupakan ciri khas setiap sekolah membuat saya mendukung yang kontra.sebut saja SMA Negeri 1 Jombang, sedari dulu batiknya terkenal bermotif bunga dominasi warna putih keabu-abuan. SMA Negei Jogoroto misalnya, motifnya hampir ama dengan SMAN1Jombang namun yang membedakan adalah bawahannya yang berwarna biru. Dan masih banyak dari sekolah lain yang mempunyai ciri khas batik yang berbeda-beda.

Membicarakan masalah kebudayaan nih.. ada banyak kebudayaan di kota jombang antara lain :
KESENIAN TRADISIONAL TARI BANTENGAN
Hai teman-teman untuk kali ini saya akan member tahu kalian tentang kebudayaan yang ada di kota saya . kebudayaan ini harus kalian ketahui . yaitu kesenian tradisional Tari Bantengan asli lo dari jombang . jombang di sebut dengan kota santri . tapi yang membedakan keberagaman budaya lokal kota santri ini dengan wilayah lain di pulau jawa. Tari Bantengan. Masyarakat Jombang menyebutnya hanya dengan nama Bantengan saja. Bantengan pada dasarnya mirip dengan kesenian jaranan atau kuda lumping.
Yang perlu kalian ketahui Tari bantengan ini di perankan oleh seorang penari utama dan di bantu teman tari lainnya dan disitu juga bisa kesurupan loh... hii ngeri . Dari apa yang saya ketahui waktu saya melihat tari bantengan disitulah ada seorang penari yang kesurupan daaaaannn seorang penari itu makan ular yang ukurannya lumayan besar . dia makan tuh ular secara hidup-hidup. Dia memakan kepala ularnya dan dia menyobek kulit ularnya. Ngeri bukaan???
Saya melihat tari itu ketika di Jombang ada acara kegiatan Pawai karnaval budaya Jombang mengingat saya sudah menuntaskan rangkaian event HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Bantengan menjadi salah satu tontonan favorit masyarakat Jombang. Entahlah, saya tidak tahu alasan mereka. Hanya saja saya bangga menjadi bagian dari anak-anak muda yang peduli pada pelestarian budaya Bantengan. Semoga terkesan !!:)) Masih ada lagi yaitu 


BESUTAN KESENIAN TRADISIONAL KOTA JOMBANG
Satu lagi budaya yang asli dilahirkan di Jombang yang terancam tenggelam, karena perkembangan zaman. Dan dulu sempat jadi ikon kesenian kota Jombang dan menjadi cikal bakal kesenian ludruk yang juga di lahirkan di Jombang, besutan namanya.

Kesenian besutan ini merupakan kesenian tradisional yang di kembangkan dari kesenian amen atau kesenian yang dimainkan dengan cara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainya yang bernama lerok.
Kesenian tradisional yang bernama besutan ini menceritakan atau menggambarkan tentang masyarakat yang hidupnya terbelenggu, terjajah, terkebiri, dibutakan, dan hanya boleh berjalan menurut apa kata penguasa
Besut itu sendiri merupakan akronim dari kata beto maksud atau biasa kita mengucapkan mbeto maksud dan kalau di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah membawa pesan. Jadi kesenian tradisional besutan atau lebih tepatnya teater tradisional besutan tersebut dalam penampilanya selalu menceritakan ketertindasan masyarakat karena ketidakadilan atau keangkuhan penguasa. dan itu pesan yang selalu ingin disampaikan besut kepada para penguasa.

KEBO KICAK ( LEGENDA KLASIK KOTA JOMBANG)

Cerita klasik yang sedikit terlupakan dan tidak begitu terekpos oleh khalayak ramai yakni Kebo Kicak yang merupakan salah satu sejarah yang menjadikan beberapa nama kota yang ada di kabupaten Jombang
Seperti nama kota TEBU IRENG Jombang yang diambil dari rentetan cerita tentang kebo kicak pada waktu itu sedang masuk ke perkebunan tebu saat pengejaran kepada Surontanu hingga akhirnya dari tempat menghilangnya Surontanu dan Kebo Kicak itulah ditandai sebagai asal muasal berdirinya Pondok Pesantren TEBU IRENG Jombang.


MAEMAN E WONG JOMBANG (MAKANAN) 
 
  1. kikil Khas Jombang

Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk.
  1. Sego Sadukan
Sego Sadukan ini ialah nasi bungkus yang isinya sekepal nasi, ada mie, lauk tahu-tempe diiris kecil-kecil, dan kadang-kadang ada tambahan ikan teri di dalamnya. Sadhukan artinya tendangan, mungkin karena porsinya yang minimalize itulah dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung bisa mencelat jauh atau sekali santap langsung habis.
  1. Rujak Cingur Bu Bokin


Rujak yang sering ditemui di daerah Jawa timur ini merupakan kuliner yang terdiri atas campuran sayuran (taoge, kangkung, timun), buah-buahan (bengkoang, kedondong, jambu), lontong, tahu, tempe, dan sebagai ciri khasnya, rujak ini memakai cingur (bagian hidung dari sapi). Dan setelah bahan-bahan tersebut di satu padukan, bahan-bahan tersebut disiram oleh bumbu rujak yang terbuat dari campuran petis, kacang, kecap, dan bumbu-bumbu lainnya. Untuk menyajikannya biasanya diberi bahan pelengkap berupa kerupuk. Nikmat sekali bukan? Jika Anda berasal dari Jawa Timur pasti Anda menyukai makanan ini, dan akan selalu merindukannya.
Di daerah Jombang, Jawa Timur (sekitar 3 jam dari Surabaya), terdapat sebuah toko (warung) khusus yang menjual rujak cingur bernama “Rujak Cingur Bu Bokin”. Sekilas toko ini tidak terlihat sebagai tempat menjual makanan, karena toko tersebut berada di rumah Bu Bokin penjualnya. Namun jangan salah, walau bukan sebuah rumah makan besar, namun rujak cingur Bu Bokin ini terkenal sekali. Hampir tidak mungkin ada warga Jombang (bahkan mungkin hingga ke Surabaya) yang tidak tahu mengenai rujak cingur Bu Bokin ini. Bahkan konon, ketika Gus Dur masih menjadi presiden dan berkesempatan mengunjungi kota Jombang, beliau pasti selalu menyempatkan memakan rujak cingur Bu Bokin ini.
Rujak cingur Bu Bokin ini memiliki ciri khas pada bumbunya. Rasa bumbu pada rujak cingur ini
berbeda dengan rujak cingur kebanyakan. Bumbunya halus banget! Mungkin karena dibuat “mendadak” oleh tangan si Ibu sendiri, sehingga rasanya khas sekali. Ditambah lagi rasa petis dan bumbu-bumbu lainnya benar-benar enak dan khas. Isinya? Cukup banyak. Dari buah-buahan bengkoang, jambu air, kedondong, juga sayuran kangkung, taoge, timun, serta tempe dan tahu. Dan tentunya tidak ketinggalan, cingur. Cingurnya banyak sekali! Ini merupakan salah satu hal yang membuat Saya menggemari rujak cingur Bu Bokin ini, sebab biasanya kalau Saya membeli rujak cingur (terutama bukan di Jawa Timur), sudah harganya cukup mahal, cingurnya sedikit. Sehingga rasanya pun hanya seperti rujak biasa saja. Dan yang perlu dicatat juga, harga seporsi rujak cingur Bu Bokin ini hanya 6000 rupiah saja! Sangat murah jika kita melihat porsinya yang cukup banyak dan tidak “pelit” bumbu serta isinya.
Jadi, jika Anda berkesempatan mengunjungi kota Jombang, Jawa Timur, jangan lupa mencoba rujak cingur yang satu ini. Jangan khawatir tidak bisa menemukan lokasinya, walau tempatnya cukup terpencil tapi jika Anda bertanya ke sekitar penduduk Jombang, pasti mereka tahu letak toko yang menjual rujak cingur ini. Tidak ada salahnya mencoba bukan?


CIRI KHAS KOTA JOMBANG

Jombang mempunyai ciri-ciri dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalahTebuireng, Denanyar, Tambak Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso).

Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib dan seniman Cucuk Espe.
Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan, dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
sumber : lihat aku disini


No comments:

Post a Comment