Kota Jombang adalah singkatan dari "IJO dan ABANG" tapi nama itu kini mulai pudar karena adanya bawaan POLITIK . kini jombang telah berbeda . yang dulunya IJO ABANG kini berubah menjadi KUNING IJO . sebut saja dengan kuningisasi jujur saja ya kini saya selaku warga jombang seniri tidak begitu menyukai adanya kuningisasi . karena sejarah kota jombang kini telah berganti secara drastis.
Baru-baru ini marak di perbincangkan tentang kuningisasi. justru ada kabar yang saat ini muncul adalah perwajiban penggunaan seragam batik yang baru yang berdominasi warna kuning bagi setiap sekolah di kabupaten jombang.
pemerintah kabupaten jombang menginginkan pemakaian seragam batik yang di dominasi warna kuning itu di pakai pada hari rabu dan kamis.
inilah foto yang bernuansa ijo kuning yang dijadikan seragam baru .
akan nampak aneh bukan jika seragam di kab jombang ini akan nampak serentak . lalu bagaimana ? tidak ada yang membedakan antara sekolah 1 dengan lainnya. mengingat seragam batik adalah identitas dan amerupakan ciri khas setiap sekolah membuat saya mendukung yang kontra.sebut saja SMA Negeri 1
Jombang, sedari dulu batiknya terkenal bermotif bunga dominasi warna putih
keabu-abuan. SMA Negei Jogoroto misalnya, motifnya hampir ama dengan
SMAN1Jombang namun yang membedakan adalah bawahannya yang berwarna biru. Dan
masih banyak dari sekolah lain yang mempunyai ciri khas batik yang berbeda-beda.
Membicarakan masalah kebudayaan nih.. ada banyak kebudayaan di kota jombang antara lain :
KESENIAN TRADISIONAL TARI BANTENGAN
Hai teman-teman untuk kali ini
saya akan member tahu kalian tentang kebudayaan yang ada di kota saya .
kebudayaan ini harus kalian ketahui . yaitu kesenian tradisional Tari Bantengan
asli lo dari jombang . jombang di sebut dengan kota santri . tapi yang
membedakan keberagaman budaya lokal kota santri ini dengan wilayah lain di
pulau jawa. Tari Bantengan. Masyarakat Jombang menyebutnya
hanya dengan nama Bantengan saja. Bantengan pada dasarnya mirip dengan kesenian
jaranan atau kuda lumping.
Yang perlu kalian ketahui Tari bantengan ini di
perankan oleh seorang penari utama dan di bantu teman tari lainnya dan disitu
juga bisa kesurupan loh... hii ngeri . Dari apa yang saya ketahui waktu saya
melihat tari bantengan disitulah ada seorang penari yang kesurupan daaaaannn
seorang penari itu makan ular yang ukurannya lumayan besar . dia makan tuh ular
secara hidup-hidup. Dia memakan kepala ularnya dan dia menyobek kulit ularnya.
Ngeri bukaan???
Saya melihat tari itu
ketika di Jombang ada acara kegiatan Pawai karnaval budaya Jombang mengingat
saya sudah menuntaskan rangkaian event HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Bantengan
menjadi salah satu tontonan favorit masyarakat Jombang. Entahlah, saya tidak
tahu alasan mereka. Hanya saja saya bangga menjadi bagian dari anak-anak muda
yang peduli pada pelestarian budaya Bantengan. Semoga terkesan !!:)) Masih ada lagi yaitu
BESUTAN KESENIAN TRADISIONAL KOTA JOMBANG
Satu lagi budaya yang asli dilahirkan
di Jombang yang terancam tenggelam, karena perkembangan zaman. Dan dulu sempat
jadi ikon kesenian kota Jombang dan menjadi cikal bakal kesenian ludruk yang
juga di lahirkan di Jombang, besutan namanya.
Kesenian besutan ini merupakan kesenian tradisional yang di kembangkan dari kesenian amen atau kesenian yang dimainkan dengan cara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainya yang bernama lerok.
Kesenian besutan ini merupakan kesenian tradisional yang di kembangkan dari kesenian amen atau kesenian yang dimainkan dengan cara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainya yang bernama lerok.
Kesenian tradisional yang bernama
besutan ini menceritakan atau menggambarkan tentang masyarakat yang hidupnya
terbelenggu, terjajah, terkebiri, dibutakan, dan hanya boleh berjalan menurut
apa kata penguasa
Besut itu
sendiri merupakan akronim dari kata beto maksud atau biasa kita mengucapkan
mbeto maksud dan kalau di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah membawa
pesan. Jadi kesenian tradisional besutan atau lebih tepatnya teater tradisional
besutan tersebut dalam penampilanya selalu menceritakan ketertindasan
masyarakat karena ketidakadilan atau keangkuhan penguasa. dan itu pesan yang
selalu ingin disampaikan besut kepada para penguasa.
KEBO KICAK ( LEGENDA KLASIK KOTA JOMBANG)
Cerita klasik
yang sedikit terlupakan dan tidak begitu terekpos oleh khalayak ramai yakni
Kebo Kicak yang merupakan salah satu sejarah yang menjadikan beberapa nama kota
yang ada di kabupaten Jombang
Seperti nama
kota TEBU IRENG Jombang yang diambil dari rentetan cerita tentang kebo kicak
pada waktu itu sedang masuk ke perkebunan tebu saat pengejaran kepada Surontanu
hingga akhirnya dari tempat menghilangnya Surontanu dan Kebo Kicak itulah
ditandai sebagai asal muasal berdirinya Pondok Pesantren TEBU IRENG Jombang.
MAEMAN E WONG JOMBANG (MAKANAN)
MAEMAN E WONG JOMBANG (MAKANAN)
- kikil Khas Jombang
Kikil sendiri adalah
kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan baan dasar makanan khas
kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu
yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan
dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil
ini akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan
nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur
bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi yang
dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun pisang yang
dibentuk pincuk.
- Sego Sadukan
Sego Sadukan ini
ialah nasi bungkus yang isinya sekepal nasi, ada mie, lauk tahu-tempe
diiris kecil-kecil, dan kadang-kadang ada tambahan ikan teri di
dalamnya. Sadhukan artinya tendangan, mungkin karena porsinya yang
minimalize itulah dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung
bisa mencelat jauh atau sekali santap langsung habis.
- Rujak Cingur Bu Bokin
Rujak
yang sering ditemui di daerah Jawa timur ini merupakan kuliner yang
terdiri atas campuran sayuran (taoge, kangkung, timun), buah-buahan
(bengkoang, kedondong, jambu), lontong, tahu, tempe, dan sebagai ciri
khasnya, rujak ini memakai cingur (bagian hidung dari sapi). Dan
setelah bahan-bahan tersebut di satu padukan, bahan-bahan tersebut
disiram oleh bumbu rujak yang terbuat dari campuran petis, kacang,
kecap, dan bumbu-bumbu lainnya. Untuk menyajikannya biasanya diberi
bahan pelengkap berupa kerupuk. Nikmat sekali bukan? Jika Anda
berasal dari Jawa Timur pasti Anda menyukai makanan ini, dan akan
selalu merindukannya.
Di
daerah Jombang, Jawa Timur (sekitar 3 jam dari Surabaya), terdapat
sebuah toko (warung) khusus yang menjual rujak cingur bernama “Rujak
Cingur Bu Bokin”. Sekilas toko ini tidak terlihat sebagai tempat
menjual makanan, karena toko tersebut berada di rumah Bu Bokin
penjualnya. Namun jangan salah, walau bukan sebuah rumah makan besar,
namun rujak cingur Bu Bokin ini terkenal sekali. Hampir tidak mungkin
ada warga Jombang (bahkan mungkin hingga ke Surabaya) yang tidak tahu
mengenai rujak cingur Bu Bokin ini. Bahkan konon, ketika Gus Dur
masih menjadi presiden dan berkesempatan mengunjungi kota Jombang,
beliau pasti selalu menyempatkan memakan rujak cingur Bu Bokin ini.
Rujak
cingur Bu Bokin ini memiliki ciri khas pada bumbunya. Rasa bumbu pada
rujak cingur ini
berbeda dengan rujak cingur kebanyakan. Bumbunya
halus banget! Mungkin karena dibuat “mendadak” oleh tangan si Ibu
sendiri, sehingga rasanya khas sekali. Ditambah lagi rasa petis dan
bumbu-bumbu lainnya benar-benar enak dan khas. Isinya? Cukup banyak.
Dari buah-buahan bengkoang, jambu air, kedondong, juga sayuran
kangkung, taoge, timun, serta tempe dan tahu. Dan tentunya tidak
ketinggalan, cingur. Cingurnya banyak sekali! Ini merupakan salah
satu hal yang membuat Saya menggemari rujak cingur Bu Bokin ini,
sebab biasanya kalau Saya membeli rujak cingur (terutama bukan di
Jawa Timur), sudah harganya cukup mahal, cingurnya sedikit. Sehingga
rasanya pun hanya seperti rujak biasa saja. Dan yang perlu dicatat
juga, harga seporsi rujak cingur Bu Bokin ini hanya 6000 rupiah saja!
Sangat murah jika kita melihat porsinya yang cukup banyak dan tidak
“pelit” bumbu serta isinya.
Jadi,
jika Anda berkesempatan mengunjungi kota Jombang, Jawa Timur, jangan
lupa mencoba rujak cingur yang satu ini. Jangan khawatir tidak bisa
menemukan lokasinya, walau tempatnya cukup terpencil tapi jika Anda
bertanya ke sekitar penduduk Jombang, pasti mereka tahu letak toko
yang menjual rujak cingur ini. Tidak ada salahnya mencoba bukan?
CIRI
KHAS KOTA JOMBANG
Jombang
mempunyai ciri-ciri dengan
sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam
(pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang
mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena
hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di
Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal
adalahTebuireng, Denanyar, Tambak Beras, Pesantren
Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso).
Banyak
tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya
adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman
Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH
Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta
budayawan Emha Ainun Najib dan seniman Cucuk Espe.
Konon,
kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa
Jawa yaitu ijo (Indonesia:
hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum
santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan
(nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan, dan
harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna
dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
sumber : lihat aku disini
No comments:
Post a Comment